Berbicara tentang pria memang serasa tak ada habis-habisnya. Apalagi jika para wanita sudah berkumpul bersama-sama. Selain belanja, fashion, maka topik pria pun tak pernah lepas dari bahan diskusi. Pria memiliki dunia dan pemikiran yang jauh berbeda dari wanita.
Terkadang kita sulit untuk memahami maunya pria. Walau jika sudah paham sekalipun, beberapa wanita enggan untuk menerimanya. Kali ini kita akan sama-sama meninjau 'secara fisika' tentang reaksi pria terhadap berbagai situasi yang mereka hadapi.
Mendidih
Pria akan mendidih ketika mereka merasa tertekan. Mereka berubah menjadi makhluk emosional, mudah marah, dan sensitif. Di-phk, ditolak terus menerus, dihina, dipermalukan, dituduh, dipojokkan, merupakan segelintir dari penyebab mengapa pria tiba-tiba bisa mendidih.
Membeku
Saat berhadapan dengan logika, pria jadi beku. Tak berperasaan, tak ada belas kasihan atau empati, tak ada kompromi. Intinya tak ada ruang bagi yang namanya perasaan yang tak masuk akal. Mereka akan 'bertahan' dengan apa yang mereka anggap benar. Berbeda dengan wanita yang masih bisa berubah akibat tersentuh dengan yang namanya empati.
Menguap
Pria jadi menguap (ngeloyor pergi) jika wanita terlalu cerewet dan mengomel. Mereka juga jadi menguap (ngantuk) jika menunggu pasangannya berdandan terlalu lama atau terlambat datang. Pria juga menguap (bosan) jika pasangannya selama dua jam berkeliling butik tanpa membeli sehelai busana pun.
Mencair
Dari ketiga reaksi fisika di atas, reaksi inilah yang paling wanita sukai. Pria bakal mencair jika diperlakukan sebagai dewa. Yup! Mereka bakal klepar-kleper jika kita memuja, mengagungkan, dan mengagumi mereka.
Memang menyebalkan jika untuk membuat pria mencair atau meleleh, dibutuhkan pengorbanan 'merendahkan diri' terlebih dulu dari kaum wanita. Namun, sayangnya, itulah kenyataannya.
Pria tidak bisa didekati dengan cara yang tidak bersahabat. Mereka akan makin menjauh jika mereka merasa atau mendapati bahwa pasangannya sedang berusaha 'memperbaiki' mereka. Mereka juga tidak bisa dijangkau lewat kata-kata pedas, tuduhan, atau konfrontasi. Mereka hanya bisa ditaklukkan dengan kelembutan. Ya, mungkin itulah yang menjadi sebab mengapa wanita diklaim sebagai makhluk yang sarat dengan kelembutan.
Maaf Blog ini telah berpindah domain ke sini
maaf atas ketidaknyamanan ini saya harapkan pengertian dari para pembaca.
Terima Kasih Telah Membaca Blog Saya
maaf atas ketidaknyamanan ini saya harapkan pengertian dari para pembaca.
Terima Kasih Telah Membaca Blog Saya
Sabtu, 08 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar